Getah Nyatu: Warisan Alam Kalimantan yang Disulap Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi
Di balik lebatnya hutan Kalimantan, tersembunyi sebuah warisan alam yang telah lama menjadi bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat Dayak: getah nyatu. Bukan sekadar getah biasa, bahan alami ini telah menjadi medium utama dalam menciptakan beragam kerajinan tangan tradisional yang kini semakin dikenal hingga ke mancanegara.
Apa Itu Getah Nyatu?
Getah nyatu berasal dari pohon nyatoh (sejenis pohon endemik hutan Kalimantan) yang banyak tumbuh di pedalaman Kalimantan Tengah. Getah ini memiliki tekstur yang kental dan lengket saat baru disadap, namun setelah diproses, ia berubah menjadi bahan yang lentur dan mudah dibentuk. Kelebihan ini membuatnya sangat cocok dijadikan bahan utama untuk berbagai kerajinan tangan, seperti patung, miniatur rumah adat, topeng, hingga suvenir khas Dayak.
Proses pengambilan getah nyatu dilakukan dengan teknik tradisional. Para pengrajin menyadap batang pohon nyatoh dengan hati-hati agar tidak merusak ekosistem. Getah yang terkumpul kemudian direbus, dicetak, dan diwarnai menggunakan pewarna alami. Proses ini memakan waktu dan keterampilan tinggi, namun hasil akhirnya sangat menakjubkan—karya seni yang bukan hanya indah, tetapi juga sarat makna budaya.
Dari Hutan ke Galeri Seni
Salah satu daerah yang terkenal sebagai sentra pengrajin getah nyatu adalah Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Di sana, komunitas pengrajin getah nyatu telah berkembang pesat, bahkan banyak di antaranya yang telah melatih generasi muda untuk melestarikan warisan ini.
Salah satu tokoh pengrajin yang cukup dikenal adalah Mama Lina, seorang perempuan Dayak yang telah menekuni seni getah nyatu sejak belasan tahun lalu. Menurutnya, setiap karya yang ia buat memiliki cerita. “Kami tidak hanya membuat patung, kami menghidupkan cerita leluhur melalui bentuk dan warna,” ujarnya.
Kerajinan dari getah nyatu kini tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga banyak dipesan oleh kolektor seni dari luar negeri. Pemerintah daerah pun mulai aktif mendukung industri ini melalui pelatihan, pameran, hingga promosi di platform digital.
Simbol Budaya dan Identitas
Lebih dari sekadar kerajinan, getah nyatu adalah simbol identitas budaya Dayak. Motif dan bentuk yang digunakan dalam setiap karya sering kali merepresentasikan filosofi hidup masyarakat Dayak, seperti hubungan manusia dengan alam, roh leluhur, hingga semangat keberanian dan ketekunan.
Tak heran jika dalam berbagai festival budaya, karya dari getah nyatu kerap menjadi pusat perhatian. Warna-warna mencolok dan bentuk uniknya mampu menarik wisatawan untuk mengenal lebih dalam kekayaan budaya Kalimantan.
Tantangan dan Harapan
Meski begitu, kelangsungan kerajinan ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah ancaman kerusakan hutan yang bisa mengurangi populasi pohon nyatoh. Selain itu, regenerasi pengrajin juga menjadi PR besar. Banyak anak muda yang mulai meninggalkan kampung untuk mencari pekerjaan di kota, sehingga seni ini rawan punah jika tidak dijaga.
Beruntung, berbagai lembaga dan komunitas mulai bergerak melakukan pelatihan dan promosi. Sekolah-sekolah adat kini mulai memperkenalkan seni getah nyatu kepada anak-anak. Harapannya, generasi muda tidak hanya mengenal teknologi, tapi juga bangga dengan warisan leluhurnya.
Dari Tradisi Menuju Masa Depan
Kerajinan tangan dari getah nyatu adalah contoh bagaimana kearifan lokal dan kelestarian alam bisa berjalan beriringan. Di tengah dunia yang makin modern, karya seni ini mampu menunjukkan bahwa akar budaya tetap bisa relevan—bahkan menjanjikan potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik.
Masyarakat Kalimantan, khususnya suku Dayak, memiliki harta yang tak ternilai dari pohon-pohon di rimba mereka. Dan selama getah nyatu tetap mengalir, selama itu pula cerita dan jiwa Kalimantan akan terus hidup dalam setiap ukiran dan patung yang mereka ciptakan.