Inflasi Juli 2025 di Kalimantan Tengah Terkendali, Komoditas Pangan Masih Jadi Pemicu Utama
Palangka Raya – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat laju inflasi pada bulan Juli 2025 sebesar 0,26 persen secara month-to-month (m-to-m). Meski terjadi peningkatan harga secara bulanan, angka ini masih berada dalam kategori terkendali, dan sebagian besar didorong oleh naiknya harga sejumlah komoditas pangan.
Secara tahunan (year-on-year/y-o-y), inflasi Kalimantan Tengah mencapai 2,89 persen, sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/y-t-d) hingga Juli tercatat 1,95 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengendalian harga masih relatif stabil, meski sejumlah tekanan dari sektor konsumsi rumah tangga tetap terjadi.
Penyumbang Inflasi Terbesar: Cabai dan Beras
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Andi Saputra, dalam konferensi pers yang digelar Jumat (2/8), menjelaskan bahwa penyumbang utama inflasi pada bulan Juli adalah cabai merah, beras, serta rokok kretek filter. Kenaikan harga pada kelompok ini terjadi secara luas di berbagai kabupaten/kota, terutama Palangka Raya dan Sampit sebagai dua pusat penghitungan indeks harga konsumen (IHK).
“Cabai merah mengalami peningkatan pasokan yang tidak seimbang dengan permintaan. Cuaca kurang bersahabat mengganggu distribusi dari sentra produksi, khususnya dari wilayah Kalimantan Selatan dan Jawa,” ujar Andi.
Sementara itu, kenaikan harga beras yang mulai terasa sejak awal Juni terus berlanjut hingga Juli akibat kenaikan biaya distribusi dan terbatasnya pasokan beras medium.
Kelompok Transportasi Justru Alami Deflasi
Menariknya, di tengah kenaikan harga bahan pangan, kelompok transportasi justru mengalami deflasi pada bulan Juli, didorong oleh penurunan tarif angkutan udara. Setelah tingginya tarif selama libur sekolah pada bulan sebelumnya, penurunan permintaan menyebabkan sejumlah maskapai menurunkan tarif untuk menarik penumpang.
Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatatkan penurunan indeks harga, terutama pada produk perawatan tubuh seperti sabun dan pasta gigi, yang mengalami diskon besar-besaran dari produsen selama pertengahan bulan.
Inflasi Masih dalam Jalur Sasaran Nasional
Menurut analisis BPS, tingkat inflasi tahunan 2,89 persen ini masih berada dalam rentang target inflasi nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu di kisaran 2,5 ± 1 persen. Dengan kata lain, kondisi ekonomi Kalimantan Tengah pada pertengahan 2025 masih cukup stabil, meskipun perlu diwaspadai risiko inflasi dari sektor pangan dan energi.
“Yang perlu diperhatikan adalah tren ke depan, terutama menjelang musim kemarau yang biasanya berisiko terhadap pasokan komoditas hortikultura,” lanjut Andi.
Langkah Strategis Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Menanggapi tren inflasi ini, TPID Kalimantan Tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis, seperti:
-
Operasi pasar murah di beberapa titik strategis di Palangka Raya dan sekitarnya.
-
Peningkatan distribusi pangan antarwilayah melalui koordinasi dengan Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan.
-
Pemetaan stok bahan pokok untuk mengantisipasi lonjakan harga mendadak.
Selain itu, TPID juga berencana memperkuat program urban farming di lingkungan rumah tangga untuk menambah pasokan sayuran dan cabai secara lokal.
Peran Masyarakat Sangat Diperlukan
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan panic buying. Konsumsi yang terkendali dinilai turut berperan penting dalam menekan gejolak harga.
“Inflasi itu bukan semata-mata urusan pemerintah atau produsen. Konsumen pun punya peran besar dalam menjaga stabilitas harga. Maka, belanjalah sesuai kebutuhan dan utamakan produk lokal,” imbau Andi.
Dengan tren inflasi Juli 2025 yang masih dalam batas wajar, Kalimantan Tengah diharapkan dapat terus menjaga stabilitas harga hingga akhir tahun. Koordinasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama agar inflasi tetap rendah dan daya beli masyarakat tetap terjaga.