Pontianak — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) tengah menghadapi tantangan serius dalam sektor pendidikan menengah atas. Keterbatasan jumlah SMA negeri di berbagai kabupaten/kota menjadi hambatan besar dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat, khususnya di wilayah pedalaman dan pinggiran. Menyadari hal ini, Pemprov Kalbar mengambil langkah strategis dengan mendorong partisipasi aktif pihak swasta untuk turut serta mengembangkan sekolah menengah atas.
Langkah ini dinilai penting untuk menjawab kebutuhan pendidikan yang terus meningkat, seiring pertumbuhan penduduk usia sekolah dan keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk membangun sekolah negeri baru.
Keterbatasan Infrastruktur Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Drs. Muhammad Sukri, mengungkapkan bahwa rasio antara jumlah SMA negeri dan siswa lulusan SMP masih sangat timpang. Di beberapa kabupaten, jumlah SMA negeri yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kondisi geografis Kalbar yang luas dan tersebar menjadi tantangan tersendiri. Belum semua wilayah memiliki akses mudah ke sekolah negeri,” jelas Sukri.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan sekolah negeri membutuhkan proses panjang—mulai dari pengadaan lahan, penyusunan anggaran, hingga pengangkatan tenaga pendidik. Sementara kebutuhan pendidikan tidak bisa menunggu terlalu lama.
Swasta Didorong Jadi Mitra Strategis
Menanggapi kondisi tersebut, Pemprov Kalbar mendorong lembaga pendidikan swasta agar menjadi mitra strategis dalam menciptakan akses pendidikan merata dan berkualitas. Pemerintah siap memberikan dukungan dalam bentuk bantuan operasional, pembinaan manajemen sekolah, hingga pelatihan guru swasta agar kualitasnya setara dengan sekolah negeri.
“Kita tidak bisa mengandalkan sekolah negeri saja. Peran swasta sangat krusial, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau pembangunan infrastruktur pendidikan,” tambah Sukri.
Menurut data Dinas Pendidikan, saat ini kontribusi sekolah swasta dalam menampung siswa SMA mencapai lebih dari 40% di beberapa wilayah, seperti Sambas, Ketapang, dan Sintang.
Insentif untuk Lembaga Pendidikan Swasta
Sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi swasta, Pemprov Kalbar juga tengah menyusun skema insentif bagi sekolah yang bersedia membuka unit baru di daerah yang masih kekurangan SMA. Insentif ini dapat berupa:
-
Bantuan Sarana Prasarana (laboratorium, perpustakaan, alat peraga)
-
Dana BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah)
-
Kemudahan perizinan pendirian sekolah
-
Kemitraan dalam program zonasi pendidikan
Langkah ini diharapkan dapat memotivasi yayasan atau lembaga pendidikan lainnya untuk berinvestasi di bidang pendidikan secara jangka panjang, sekaligus membantu pemerataan akses pendidikan di seluruh Kalbar.
Tantangan dan Harapan
Meski langkah ini disambut baik oleh banyak pihak, tantangan tetap ada. Salah satu isu yang kerap muncul adalah kualitas tenaga pendidik di sekolah swasta yang belum merata serta kesenjangan fasilitas yang cukup mencolok jika dibandingkan dengan sekolah negeri unggulan.
Untuk itu, Pemprov berkomitmen melakukan pembinaan rutin, memberikan pelatihan guru, serta mendorong sekolah swasta untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah juga membuka ruang diskusi rutin dengan asosiasi sekolah swasta guna mendengar aspirasi dan solusi dari lapangan.
Masyarakat Diminta Tak Ragu Sekolah di Swasta
Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk tidak memandang sebelah mata pendidikan di sekolah swasta. Banyak sekolah swasta kini telah berkembang dan memiliki standar mutu yang baik, bahkan mampu bersaing di tingkat provinsi maupun nasional.
“Yang terpenting bukan status negeri atau swasta, tetapi kualitas pembelajaran, lingkungan yang mendukung, dan komitmen sekolah dalam membentuk karakter siswa,” ujar Sukri menutup pernyataannya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan swasta, harapan untuk menciptakan akses pendidikan menengah yang merata dan berkualitas di Kalimantan Barat bukanlah angan kosong—melainkan sebuah langkah nyata untuk masa depan generasi muda.