Tragedi Ponpes Al Khoziny: Korban Meninggal Dunia Capai 46, Tim SAR Terus Lakukan Pencarian
Tragedi memilukan kembali mengguncang masyarakat Indonesia. Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, yang terletak di daerah Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi lokasi duka mendalam setelah bangunan asrama santri runtuh pada akhir pekan lalu. Hingga Senin pagi (6/10/2025), jumlah korban meninggal dunia dilaporkan meningkat menjadi 46 orang, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat.
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 22.30 WIB, ketika sebagian besar santri tengah beristirahat usai kegiatan malam. Menurut keterangan saksi, terdengar suara gemuruh keras dari arah bangunan utama sebelum akhirnya runtuh menimpa para penghuni di dalamnya. Banyak santri yang tertimbun puing-puing bangunan sebelum tim penyelamat tiba di lokasi.
Evakuasi dan Penanganan Cepat
Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan setempat langsung dikerahkan begitu laporan diterima. Proses evakuasi berlangsung sulit karena struktur bangunan yang tidak stabil dan hujan deras yang mengguyur lokasi kejadian. “Kami masih fokus mencari korban yang kemungkinan masih tertimbun. Alat berat sudah kami kerahkan,” ujar Kepala BPBD Sidoarjo, dalam konferensi pers.
Hingga kini, lebih dari 120 personel gabungan masih bekerja siang dan malam. Mereka juga mendapat bantuan logistik dan medis dari berbagai lembaga kemanusiaan. Para keluarga korban tampak memenuhi area sekitar lokasi, menunggu dengan harap cemas kabar dari sanak saudara mereka yang belum ditemukan.
Pemerintah dan Tokoh Agama Turun Tangan
Bupati Sidoarjo menyatakan belasungkawa mendalam dan berjanji akan memberikan bantuan penuh kepada keluarga korban. Pemerintah daerah juga menjanjikan bantuan dana darurat serta perawatan medis gratis bagi seluruh korban luka.
Selain itu, sejumlah tokoh agama dan ormas Islam datang ke lokasi untuk memberikan dukungan moral dan doa bersama. Mereka menyerukan agar musibah ini dijadikan pelajaran penting tentang pentingnya standar keamanan bangunan di pesantren-pesantren yang menampung banyak santri.
Penyelidikan Penyebab Runtuhnya Bangunan
Sementara itu, tim forensik dari kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap struktur bangunan yang ambruk. Dugaan awal menyebutkan adanya keretakan lama yang tidak diperbaiki, serta penggunaan material yang tidak sesuai standar konstruksi. Namun, kepolisian masih menunggu hasil laboratorium dan laporan teknis resmi.
Tragedi ini menyisakan duka yang mendalam tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga masyarakat luas. Ponpes Al Khoziny dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan agama tertua dan cukup populer di wilayah Sidoarjo. Kini, masyarakat setempat terus berdatangan untuk memberikan bantuan dan menyalurkan donasi kemanusiaan bagi korban yang selamat.
“Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar selalu memperhatikan keselamatan santri dan kondisi bangunan pesantren,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Pemerintah berjanji akan melakukan audit terhadap bangunan serupa di wilayah Jawa Timur untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.